Selasa, 06 September 2011

YUK…..KITA JAGA MRS. V


Perempuan seringkali lebih memprioritaskan penampilan daripada merawat bagian tubuh yang paling sensitif macam Mrs. V. Mereka tak mengetahui bahwa organ tubuh yang satu ini mempunyai manfaat yang luar biasa.
Berikut ini beberapa langkah awal yang perlu diketahui untuk melihat kesehatan Mrs. V:
Perhatikan cairan Mrs. V
Mrs. V bisa memiliki cairan di setiap perempuan, terutama yang telah mengalami menstruasi. Bentuk cairan ada yang kental dan ada yang cair. Bila cairan itu berwarna bening, cair dan tidak beraroma, tandanya Mrs. V sehat. Namun bila cairan itu mengental, berwarna kuning, hijau atau pekat dan beraroma, besar kemungkinan Mrs. V mengalami infeksi.
Lakukan pemeriksaan rutin
Raba dan perhatikan Mrs. V. Bila ada benjolan pada bagian-bagian tertentu, segera periksakan diri ke dokter. Bisa saja terjadi penyumbatan pada saluran disebabkan karena infeksi. Perhatikan dengan menggunakan cermin, kelebihan berat tubuh dapat mempengaruhi warna pada Mrs. V, demikian juga dengan bertambahnya usia. Semakin gemuk/semakin meningkatnya usia, Mrs. V akan semakin gelap.

Perhatikan saat membersihkan
Membersihkan Mrs. V perlu menggunakan trik khusus agar kuman yang ada di bagian belakang dekat anus tidak pindah ke bagian depan. Akan lebih baik bila Anda membersihkan Mrs. V dari bagian depan ke belakang. Jangan melakukannya berulang-ulang, karena tetap saja kuman dapat pindah. Bila ingin mengulangnya, cuci tangan beberapa kali baru melakukannya sekali lagi. Demikian juga saat mengeringkannya. Lakukan dengan menggerakkan tangan dari bagian depan ke belakang dan bila ingin mengulanginya lagi, lipat kain pengeringnya agar tidak mengulang di tempat yang sama.

Lakukan seks yang cerdas
Ibu  perlu tahu secara detail dan mendalam siapa pasangan intim Ibu. Saat Ibu  berhubungan seksual pun, Ibu  harus tahu bagaimana kondisi Ibu. Sekalipun kondisi baik, bisa jadi Ibu dan pasangan Ibu sedang mengalami infeksi yang menular seksual. Untuk itu sebaiknya rutin memeriksakan diri dan pasangan ke dokter kesehatan organ reproduksi Anda.

Jangan obati sendiri
Bila Ibu mengalami gejala-gejala infeksi pada Mrs. V, jangan langsung mengobati sendiri dengan membeli obat bebas di apotek. Lebih baik pergi dan periksa ke dokter agar dapat membedakan diagnosis yang tepat. Jangan sembarangan mengkonsumsi obat tanpa petunjuk dokter bila tidak ingin mengalami efek samping yang justru merugikan diri sendiri.

Mrs. V memang sensitif. Organ intim ini begitu rentan terkena penyakit karena letaknya yang berdekatan dengan anus. Inilah yang menjadi alasan mengapa Mrs. V mesti selalu dimanjakan dengan selalu dirawat dan dijaga kebersihannya.

Cara Menjaga Mrs. V:

1. Bersihkan Mrs. V  setiap habis buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB).
Air yang digunakan untuk membasuh mesti bersih, yakni air mengalir yang langsung dari keran. Penelitian menguak air dalam bak/ember di toilet-toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans. Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jenis jamur yang sama. Kebersihan vagina juga berkaitan erat dengan trik pembasuhannya. Yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) dan bukan dari anus ke arah vagina. Cara yang disebut terakhir itu hanya akan membuat bakteri yang bersarang di daerah anus masuk ke liang vagina dan mengakibatkan gatal-gatal. Setelah dibasuh, keringkan Mrs. V dengan handuk lembut agar tidak basah.


2. Menyeimbangkan ekosistem pada Mrs. V
Cara ini paling ampuh untuk mencegah timbulnya infeksi. Kelembapan ideal vagina berkisar antara pH 3,8–4,2. Dengan tingkat keasaman tersebut, bakteri baik lactobacillus akan subur sementara bakteri patogen akan mati sehingga infeksi pun dapat dicegah. Keseimbangan ekosistem secara alami akan terjaga, bila ibu selalu menjaga kebersihan Mrs.  dan tetap menjaga wilayah Mrs. V  tetap kering.


3. Lakukan pemeriksaan wilayah sekitar organ intim
Dengan begitu bila terjadi infeksi dapat segera diketahui. Infeksi ditandai dengan terjadinya perubahan warna di daerah sekitar Mrs. V (menjadi lebih merah) dan terkadang disertai bau yang kurang sedap juga rasa gatal. Jika ditemukan tanda-tanda seperti itu berkonsultasilah pada dokter ahli obstetri-ginekologi serta dokter ahli kulit dan kelamin.


4. Gunakan cairan pembersih secukupnya
Pilihlah cairan pembersih khusus untuk Mrs. V yang kadar pH-nya antara 3-4 (bisa dibaca pada kemasan). Hindari pembersih yang memiliki pH tinggi karena akan membuat kulit kelamin cepat keriput, dan mematikan bakteri baik.


5. Pilih celana dalam katun
Katun dapat menyerap keringat dengan baik. Bahan lain, misalnya, nilon yang bersifat panas dapat menimbulkan kelembapan berlebihan dan mendorong tumbuhnya jamur serta bakteri patogen di wilayah Mrs. V. Gantilah celana dalam minimal 2 kali sehari atau 3-4 kali bagi yang memiliki mobilitas tinggi.


6. Hindari mengenakan celana atau jins yang ketat
Ini agar Mrs. V tidak kepanasan lantas berkeringat. Keringat merupakan “makanan lezat” bagi jamur di seputar Mrs. V. Bila terpaksa harus menggunakan celana ketat usahakan tidak seharian dan selingilah dengan mengenakan pakaian longgar di rumah agar sirkulasi udara maupun darah kembali lancar hingga meminimalkan suburnya jamur di situ.


7. Penggunaan panty liner
Sebaiknya tidak menggunakan panty liner, kecuali lendirnya memang berlebihan. Bila terpaksa menggunakan, sebaiknya pantyliner diganti setiap habis BAK maupun BAB dan jangan menggunakannya seharian. Cairan yang tertampung pada panty liner justru akan membuat Mrs. V jadi kelewat lembap hingga berpeluang menyuburkan tumbuhnya jamur. Pilihlah pantyliner yang tidak mengandung parfum. Zat kimia yang terkandung pada parfum dapat memicu timbulnya alergi bagi yang berkulit sensitif dalam bentuk rasa gatal dan memperparah keputihan.


8. Mencukur rambut disekitar  Mrs. V/bulu pubis
Meski bulu pubis berguna sebagai pelindung vagina namun bagi yang memiliki bulu pubis ekstralebat disarankan untuk dicukur. Bulu pubis yang terlalu lebat bisa menahan keringat di sekitar Mrs. V sehingga dapat menjadi pemicu berkembang biaknya jamur. Tak perlu mencukur sampai habis, cukup yang berbatasan dengan bibir kelamin.


9. Hindari pemakaian bedak
Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip di sana-sini dan akhirnya mengundang jamur serta bakteri untuk bersarang di tempat itu. Jadi hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan, apalagi bila hanya bertujuan agar Mrs. V harum.


10. Pilih-pilih pembalut
Pilih pembalut berdaya serap tinggi dan terasa lembut ketika dipakai demi mengurangi iritasi pada daerah kulit Mrs. V. Hindari pembalut yang menggunakan wangi-wangian karena bagi yang berkulit sensitif, zat kimia yang terkandung dalam wangi-wangian ini akan membuat Mrs. V menjadi gatal dan iritasi.


11. Bila gatal-gatal
Jangan garuk organ intim segatal apa pun. Membilas dengan air hangat juga tidak disarankan mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di sekitar Mrs. V bertambah merah dan membuat rasa gatal semakin menjadi-jadi. Lebih baik kompres Mrs. V dengan air es sehingga pembuluh darah di wilayah organ intim tersebut menciut, warna merahnya berkurang, dan rasa gatal menghilang. Alternatif lain, basuh vagina dengan rebusan air sirih yang sudah didinginkan. Atau, gunakan PK yang dicampur dengan air dingin. Takarannya, 1 sendok teh untuk air satu ember ukuran sedang. Penggunaan PK dengan dosis tidak tepat bisa membakar kulit dan membuatnya kering berwarna kecokelatan.

                                                                      dikutip dari buku “Kesproholic” karya Tim Mitra Inti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar