Minggu, 26 Juni 2011

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS OUTCOME



PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS OUTCOME

A.    PENDAHULUAN
Menghadapi era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan/organisasi harus mampu menghasilkan produk dengan mutu yang baik, harga lebih murah dan pelayanan yang lebih baik pula dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan perbaikan mutu semua aspek yang berkaitan produk tersebut yaitu : bahan mentah, karyawan yang terlatih, promosi yang efektif dan pelayanan memuaskan bagi pembeli, sehingga pembeli akan menjadi pelanggan yang setia. Mutu yang tercipta dengan kondisi seperti itulah yang disebut mutu terpadu secara menyeluruh (Total Quality).
Untuk keberhasilan pengembangan mutu di atas, diperlukan juga elemen pendukung seperti : kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan, serta pengukuran. Keberhasilan manajemen Jepang karena negeri ini secara konsekuen melaksanakan prinsip-prinsip mutu terpadu seperti di atas, yang kemudian di contoh oleh Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara di Timur Tengah. Di Indonesia menerapkan Manajemen Mutu Terpadu akan berhasil kalau secara konsekuen pula mengikuti prinsip-prinsip dasar mutu terpadu, serta dilengkapi dengan karakteristik bumi Indonesia, seperti budaya, adat-istiadat dan lain sebagainya.
Agar peningkatan mutu dapat berjalan dengan baik, diperlukan beberapa aspek untuk menunjang kegiatan pencapaian mutu, diantaranya:
1.      Kepemimpinan
Manajer  harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu.
Pimpinan suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi manajemen di dalam suatu ekonomi internasional di mana manajer yang paling berhasil, paling mampu dan paling hebat pendidikannya di dunia, harus diperebutkan melalui persaingan yang ketat.
Pimpinan bisnis harus mengerti bahwa MMT adalah suatu proses yang terdiri dari tiga prinsip dan elemen-elemen pendukung yang harus mereka kelola agar mencapai perbaikan mutu yang berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.

2.      Pendidikan dan pelatihan
Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan baik informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan.

3.      Struktur Pendukung
Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu, membantu melalui “network” dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan mutu bagi tim manajer senior.

4.      Komunikasi yang harmonis
Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.

5.      Reward and punishment
Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan mungkin diberi ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses dengan menggunakan proses menejemen mutu terpadu akan memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses, dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.

6.      Meassurement
Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses manajemen mutu. Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.

B.     TOTAL QUALITY MANAGEMEN
Berbicara mengenai kualitas, apakah itu menyangkut kualitas produk atau proses atau kualitas sumber daya manusia, maka kualitas memiliki sifat yang sangat fluktuatif atau terus menerus bergerak. Kualitas produk, proses atau sumber daya manusia akan meningkat atau bahkan menurun setiap saat tergantung dari cara kerja faktor-faktor yang ada di sekelilingnya. Apabila masalah kualitas tidak menjadi perhatian utama dalam suatu perusahaan, maka perusahaan tidak akan cepat tanggap terhadap adanya penyimpangan-penyimpangan kualitas yang terjadi dan pada akhirnya tiba-tiba perusahaan menghadapi persoalan yang cukup besar yang sudah lebih sulit untuk penanganannya. Untuk itu di setiap perusahaan diharuskan untuk membangun sistem kualitas modern sehingga kualitas dari semua faktor produksi akan dilakukan perbaikan secara terus menerus yang pada akhirnya akan meningkatkan profit. Langkah-langkah praktis yang dapat diikuti dalam rangka menerapkan perbaikan kualitas secara terus menerus. Pertama, penting sekali menciptakan apa yang menjadi tujuan yang jitu ke arah perbaikan barang maupun produk dan jasa, tanpa tujuan pastilah kita tidak akan konsisten dalam menjaga kualitas secara terus menerus. Tujuan misalnya kalau untuk kualitas jasa pelayanan di sebuah bank adalah tepat waktu, tulus dan tuntas. Langkah kedua adalah susunlah standar kualitas kerja supaya ada langkah-langkah kerja yang tetap terjaga setiap saat, diperlukan juga indikator-indikator yang menjamin kualitas tersebut. Setelah kita menetapkan tujuan yang penting selanjutnya menjabarkan tujuan tersebut kepada langkah-langkah yang praktis, misalnya yang disebut tulus dalam pelayanan di Bank adalah senantiasa tersenyum terhadap nasabah, nah hal ini yang perlu dilakukan dan diukur . Langkah praktis yang ketiga adalah libatkan selutuh karyawan agar tujuan dan standar dijalankan. Kualitas adalah milik aeluruh anggota perusahaan karena itu melibatkan seluruh karyawan adalah hal yang sangat penting. Kembali ke contoh tadi maka sekarang yang diperlukan adalah membiasakan seluruh karyawan tersenyum setiap bertemu satu dengan yang lain,sehingga bukan saja karyawan yang berhadapan dengan nasabah saja yang tersenyum namun seluruh Bank itu memiliki senyum yang tulus.
Dalam rangka menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi, dibutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara dan  memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.
Mutu dapat diartikan sebagai sesuatu yang: Unggul dan bermutu tinggi, mahal harganya, kelas, tingkat atau bernilai tinggi, Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan atau kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan. Mutu Harus berfokus pada Kebutuhan Pelanggan.  Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan customer satisfaction).  Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam arti bahwa pelanggan internal, missal guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari petugas TU, Kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi keinginan siswa.
Namun pada kenyataannya tidak semudah itu. Banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Lima prinsip dasar pendidikan yaitu ketersediaan, keterjangkauan, kualitas baik layanan maupun SDM, kepastian, serta kesetaraan masih jauh dari harapan yang semuanya itu bermuara pada mutu pendidikan. Merutut beberapa peneliatian, salah satunya adalah hasil penelitian Prof Dr Baedowi, M.Pd. bahwa pemberian kesejahteraan guru melalui tunjangan sertifikasi belum memberikan dampak yang signifikan dalam dunia pendidikan. Memang kenyataan begitu. Di sekolah kami guru bersertifikat dan belum bersertifikat susah dibedakan. Artinya dalam segi peningkatan kualitas layanan terhadap murid belum menampakkan perubahan. Budaya terlambat masih saja terjadi; terlambat datang ke sekolah, terlambat membuat perencanaan mengajar, terlambat masuk kelas, terlambat menganalisis hasil evaluasi siswa, terlambat membuat laporan kegiatan. Sehingga mengurangi kualitas layanan yang akhirnya bermuara pada hasil lulusan. Hasil lulusan yang rendah menghasilkan pula outcome yang kurang berkualitas; artinya masih banyak lulusan yang tidak bisa diterima di sekolah lanjutan favorit, tidak melanjutkan alias menganggur.
Material
 
Man
 
Secara garis besar permasalahan itu dapat digambarkan dalam Fishbone diagram sebagai berikut:











Trapezoid: Kualitas Outcome rendah



Media kurang                       *kesadaran akan tugas kurang
                                                                      *Tidak sesuai dg bidang keahlian

















Dana penunjang kurang         *Metode pembelajaran konservatif
                                                    *Kurang pelatihan





Money
 


Method
 





C.    ANALISIS SWOT
Untuk mengatasi rendahnya kualitas outcome atau outcome yang kurang kompetitif, maka disusunlah perencanaan yang strategis dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan, kesempatan eksternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi yang terjabar dalam analisis SWOT sebagai berikut:


Strengths:
Guru sebenarnya mampu melakukan perbaikan kualitas pembelajaran di kelas dengan mengikuti berbagai pelatihan. Dengan standar kualitafikasi pendidikan sarjana sangat memungkinkan bagi guru untuk lebih mudah menangkap perkembangan issue serta model pembelajaran yang actual dan bermakna. Dengan diperolehnya tunjangan sertifikasi diharapkan kondisi social ekonomi guru lebih sejahtera, sehingga tidak ada lagi guru nyambi tukang ojek. Bantuan Operasional sekolah yang diterima baik dari pemerintah pusat maupun provinsi sangat membantu tumbuh kembangnya system pembelajaran di kelas yang pada akhirnya produk output menjadi lebih baik, sehingga diharapkan menghasilkan outcome yang kompetitif.
Weaknesses
Sebagian besar guru bertempat tinggal jauh dari sekolah, sehingga rentan terlambat. Selain itu sebagian besar siswa dari keluarga menengah kebawah, sehingga untuk membeli perlengkapan belajar masih kurang.
Opportunities
Kami akan melakukan beberapa pelatihan guru, baik bekerjasama dengan puhak ketiga maupun meminta bantuan dari dinas dikpora untuk memfasilitasi kegiatan pelatihan ini. Mulai tahun ini dana Bantuan Operasional siswa akan dinaikkan, sehingga ketersediaan sarana pendidikan makin luas. Selain itu sebagai sekolah standar nasional, kami mendapat kepercayaan yang sangat baik dari masyarakat, terbukti jumlah meninat untuk mendaftar di sekolah kami melebihi kebutuhan daya tampung sekolah.
Threats
Akhir akhir ini banyak terjadi mutasi guru. Guru yang sudah mapan di sekolah kami dimutasi ke sekolah lain dan sekolah kami mendapatkan dropping guru yang kurang sesuai dengan kebutuhan sekolah.   

Berdasarkan analisis SWOT diatas dapat diambillangkah-langkah kegiatan yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran sehingga diharapkan  dapat  menghasilkan outcome yang lebih kompetitif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar